Senin, 30 Mei 2016

MAHASISWA KEKINIAN DENGAN MENULIS

TUGAS ARTIKEL
ARTIKEL TENTANG “MAHASISWA KEKINIAN DENGAN MENULIS
diajukan untuk memenuhi salah satu mata kuliah Penulisan editorial dan opini




Oleh
SUMYATI
NMP 882010112093

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS WIRALODRA
INDRAMAYU
2016

MAHASISWA KEKINIAN DENGAN MENULIS

Kekinian, kata yang bisa dibilang sangat popular saat ini. Bagaimana dengan “Mahasiswa Kekinian”? Apa yang terlintas dibenak kalian saat mendengar kalimat tersebut? Menurut Romeo, Mahasiswa Kekinian itu adalah mahasiswa yang selalu mengikuti zaman, selalu update tentang hal-hal baru, mengikuti perkembangan fashion.
Sebenarnya saya setuju dengan pendapat ini, tapi tulisan kali ini akan lebih mengedepankan opini yang sedang berkecamuk di otak saya. Saya mau menyoroti posisi mahasiswa sekarang dibandingkan dengan pergerakan mahasiswa zaman dulu. Mungkin ada yang ingat bagaimana hebatnya pergerakan mahasiswa dulu untuk merebut kemerdekaan melalui karya jurnalistik, atau pergerakan mahasiswa saat meruntuhkan kabinet  Soeharto. Itulah sedikit gambaran tentang bagaimana peran mahasiswa dulu.
 Sekarang ini mahasiswa seakan acuh terhadap masalah yang terjadi, banyak sekali mahasiswa yang tutup mata dengan ketidakadilan yang terjadi bahkan dihadapan mata mereka. Mungkin masih banyak yang menyuarakan ketidakadilan itu lewat media sosial, tapi bukankah satu tindakan lebih baik dari seribu kata? Tak ada yang salah dengan itu, tapi apa dengan menulis status menghujat dan menghina bisa memperbaiki sesuatu? Apa dengan status-status tak bermakna itu bisa membawa satu perubahan? Bahkan media sosial yang kalian gunakan tidak memiliki akses untuk bisa dilihat oleh pihak bersangkutan, apa itu yang dinamakan perjuangan? Apa itu yang dinamakan suara atas ketidakadilan?
Menulis memang dianjurkan, tapi kalau hanya berisi hujatan atau opini sesaat yang akan hilang jika permasalahan terselesaikan walau nyatanya masalah itu bisa kembali lagi lebih baik membantu memikirkan apa solusi yang bisa dilakukan. Di era globalisasi sekarang ini tak dapat dipungkiri media sosial memegang peranan penting dalam kehidupan masyarakat. Kalian pasti tahu paling tidak satu akun media sosial yang mengatasnamakan mahasiswa. Contoh saja di media sosial instagram, banyak sekali akun-akun tentang mahasiswa. Tapi saya yakin kalian tahu pasti apa yang sering mereka repost di akun-akun tersebut.
Memang benar kegiatan mahasiswa, tapi kegiatan semacam selfie atau sejenisnya itulah yang lebih banyak di-repost. Followers akun-akun tersebut juga terbilang banyak. Meskipun sesekali memposting kegiatan mahasiswa yang memang seharusnya dikedepankan, tapi lebih dominan menyoroti mahasiswa yang mereka anggap ganteng atau cantik. Salah satu post yang sangat popular dikalangan mahasiswa terutama saat ini adalah meme, sangat memprihatinkan memang (jika kalian memikirkan kembali apa seharusnya yang mereka dominankan dalam akun tersebut). Tapi ini juga bukan sepenuhnya salah para admin akun tersebut, mungkin mereka hanya mengikuti arus. Menyesuaikan diri dengan kehendak pasar, kehendak para followers mereka.
            Kita sebagai mahasiswa kekinian jangan hanya mampu menulis buah pikiran di media sosial facebook, BBM, Twitter, dan sejenisnya. Kita sebagai mahasiswa kekinian harus mampu menulis dan mengirimkannya ke blog atau ke media cetak supaya tulisan bermutu, karena dengan mengirim tulisan ke blog atau media cetak tulisan kita dianggap bermutu dan layak untuk dikonsumsi.
Adapun ciri-ciri mahasiswa kekinian dengan menulis karya yang bermutu antara lain.
1.     Mahasiswa kekinian yaitu mahasiswa yang memiliki softskill dan kemauan untuk mengenal dunia sekitar secara lebih luas lagi untuk menjadi sumber tulisan.
2.     Dalam karya tulisannya berguna bagi lingkungan masyarakat dan dapat membawa perubahan yang lebih baik.
3.     Karya tulisannya dikirim ke blog dan media cetak.
4.     Bertanggung jawab dengan tulisannya.
5.     Tulisannya tidak berisi hujatan, hinaan, dan lain sebagainya yang mengarah ke negatif.


Indramayu, 11 Mei 2016. Posted by Sumyati

Tidak ada komentar:

Posting Komentar